Friday, August 31, 2012

Review : The Selection


Semua gadis di sini menginginkannya, kecuali aku.
Semua gadis di sini ingin merebut hatinya, kecuali aku.Semua gadis di sini ingin berdiri di sana sebagai putri raja, kecuali aku.

Yang kuinginkan hanyalah hidup bersama Aspen, pujaan hatiku, cinta pertamaku. Jika bukan demi keluargaku, aku tak mungkin mau melakukannya.

Demi Tuhan, aku tidak mau ikut Seleksi konyol itu, memperebutkan seorang pangeran bodoh di dalam istana sana. Mereka menjanjikan berbagai hal yang menyilaukan bagi kami kasta bawah. Harta, tahta, dan kehidupan yang lebih dari layak.

Tapi, apa mereka punya cinta? Apa pangeran Maxon nanti akan bersikap baik? Gimana dengan Aspen? Kenapa Aspen justru ikut memaksaku




America Singer , gadis berumur 16 tahun berkasta 5. terlahir di kasta yang bertugas untuk menghibur atau kasta di bidang seni.
Selama ini dia tidak ingin mengikuti 'Seleksi' pemilihan untuk menjadi istri pangeran dari negeri Iliea, Pangeran Maxon.
Dia memiliki pacar bernama Aspen dari kasta 6 , kasta yang sudah di takdirkan jadi kasta 'pembantu'. Hubungan mereka sangat tertutup karena Ia tahu, Ibunya tidak akan setuju Ia menikah dengan kasta dibawahnya , karena itu berarti Ia harus menjadi kasta 6 juga,seorang 'pembantu'.

Ketika Ia setuju untuk ikut dalam 'Seleksi',Ia merasa Ia tidak akan terpilih. Namun saat namanya di panggil, Ia menganggap semua itu mimpi buruk , itu artinya dia harus merelakan Aspen dan bersaing dengan 34 perempuan lainnya.
Pada awalnya Ia merasa kalau semua itu hal bodoh, terutama tatapan iri perserta lainnya,baju panjang yang membuatnya sulit bernafas,Celeste gadis dari kasta 2 yang sangat menyebalkan,Merlene teman dekatnya selama di Istana,dan para pelayannya. Namun karena suatu kejadian Ia bertemu Maxon sebelum waktu yang ditentukan.Ia merasa kalau Maxon tidak seperti apa yang Ia kira. Mulailah mereka menjalin persahabatan dan Maxon berjanji tidak akan memulangkan America,karena Maxon menyukai America.

Namun tiba-tiba Aspen datang lagi . Membuat America bertanya "apakah Ia sudah melupakan Aspen dan dapat menerima Maxon?"

baca selengkapnya di , The Selection
---------------------------------------------

Sejujurnya aku kurang suka dengan serial ini , alasannya :
1. Alurnya membosankan dan lamban
alurnya yang lamban jadi terasa membosankan ,terutama kurangnya greget di buku ini,jadi saat aku membacanya aku merasa datar.

2. Cerita ini dibilang mirip dengan The Hunger Games,mungkin dari segi 'kasta' dan seleksi iya , tapi tidak ada hal yang membuat buku ini jadi lebih menarik, Kejadian pembrontakan yang ada dibuku ini juga mengambang,tidak jelas mengapa beberapa orang memberontak dan mau menghancurkan istana

3. Karakter pemain
Aspen pun juga digambarkan sebagai 'cowok-cengeng' mungkin kata-katanya dibuku ini bikin kita melt , tapi sikapnya itu sangat2 'gak cowok' banget".
Sedangkan America,dia sudah bilang ke Maxon dia tidak bisa menyukainya , tapi saat Maxon mengajak kencan dan memberikan kado pada peserta lain,dia malah merasa cemburu.

after all buku ini 'Lumayan' menarik untuk dibaca, tapi dibalik komentar aku diatas,aku juga ga sabar menantikan buku ke duanya 'The Elite', Dan buku ini soon to be filmed karena sedang dalam proses syuting :D
3/5 stars!

2 comments:

  1. Aku juga agak ragu beli buku ini karena reviewnya yang bilang dystopia-nya kurang berasa alias pembaca nggak bisa bener-bener ngerasain hidup di dunianya si America ini. Tapi terjemahannya gimana? Oke nggak? Atau banyak yang aneh?

    ReplyDelete
  2. Bener banget!!dystopianya gak berasa,ngebacanya cuman kayak 'Oh ini kontes cari pasangan hidup pangeran,gak lebih'. kalau terjemahanya oke sih menurut aku.. hehe

    ReplyDelete