Sebelumnya di If I Stay…
“Jika kau tinggal, aku akan melakukan apa saja yang kau inginkan. Aku akan berhenti main band, pergi bersamamu ke New York. Tapi jika kau ingin aku menghilang, aku juga akan melakukan itu. Aku tadi bicara dengan Liz dan dia berkata mungkin kembali ke kehidupan lamamu akan menyakitkan, bahwa mungkin akan lebih mudah bagimu jika menghapus kami dari kehidupanmu. Dan itu akan sangat menyebalkan, tapi aku akan melakukannya. Aku sanggup kehilangan kau seperti itu asalkan aku tidak perlu kehilangan dirimu hari ini. Aku akan melepaskanmu. Jika kau tetap hidup.”
Perkataan Adam itulah yang membuat roh Mia kembali ke tubuhnya, sekaligus membuat Adam kehilangan Mia. Karena, bagaimanapun Adam harus bisa menepati janjinya sendiri.
Cerita dimulai pada saat Adam terbangun dari tidurnya. Aldous—manajer band Shooting Star—sudah menelepon Adam berulang kali, memaksa agar cowok itu segera bangun dan berangkat ke studio untuk rekaman beberapa track gitar untuk versi internet singlepertama dalam album yang baru saja dirilis. Adam segera bangun dan meraih botol berisi obat semacam anticemas (katanya) kemudian meminumnya, karena akhir-akhir ini Adam mudah terserang kepanikan yang berlebihan. Adam telah sukses bersama bandnya, Shooting Star, namun belakangan hubungannya dengan anggota band lain tidak terlalu bagus. Adam selalu minta agar ia menginap di hotel yang terpisah dengan Liz, Fitzy, dan Mike. Adam juga telah memiliki seorang pacar bernama Bryn, seorang aktris Hollywood yang sangat cantik.
" Aku dikelilingi manusia dan merasa sendirian. Aku mengaku butuh sedikit kehidupan normal dan sekarang setelah mendapatkannya, sepertinya aku tidak tahu apa yang harus dilakukan, tidak tahu bagaimana menjadi manusia normal lagi "
Setelah berjalan beberapa blok dari hotel tempatnya menginap (dengan menggunakan topi agar orang-orang tidak mudah mengenalinya) akhirnya ia tiba di studio. Aldous sudah menunggunya di sana. Selesai rekaman, Adam ada jadwal makan siang sekaligus wawancara dengan seorang wartawan. Awalnya, Adam bersikap santai. Namun saat wartawan itu mulai mengorek informasi tentang Mia, Adam tidak dapat lagi menahan emosinya. Akhirnya terjadi sebuah insiden kecil yang mengharuskan Aldous turun tangan untuk mengendalikan situasi.
Di depan hotel, Aldous berkata mungkin Adam butuh waktu untuk bersantai sejenak. Ia mengizinkan Adam tinggal satu hari lagi di New York, sebelum mereka semua berangkat ke London untuk pembuatan video klip. Anggota band lainnya akan tetap berangkat hari itu, tapi Aldous menukar tiket Adam dan tiketnya sendiri untuk keberangkatan besok pukul lima sore. Jadi, hari itu Adam terbebas dari semua rutinitasnya sebagai seleb terkenal. Ia berjalan-jalan, mengelilingi New York sendirian.
Saat senja tiba, langkah kaki Adam membawanya ke Carniege Hall, dan di sanalah dia melihat poster konser Mia yang akan diadakan malam itu. Tanpa sadar, ia melangkah ke loket tiket. Faktor keberuntungan membuatnya berhasil mendapatkan sebuah tiket malam itu. Kemudian Adam masuk dan mencari tempat duduknya. Adam mengingat kembali saat kencan pertamanya bersama Mia, ia pergi bersama gadis itu ke konser cello Yo-yo Ma. Adam bekerja sebagai pengantar pizza demi bisa membeli tiket konser untuk Mia saat itu.
Konser selesai. Mia mendapatkan tepuk tangan yang riuh dan sambutan yang hangat dari para penonton. Saat Adam hendak beranjak keluar dari tempat itu, seorang petugas memanggilnya dan berkata bahwa Mia ingin bertemu dengannya. Dengan linglung, Adam membiarkan dirinya ditarik oleh petugas itu dan dibawa ke belakang panggung. Dan di sanalah, ia melihat Mia.
Adam dan Mia keluar bersama malam itu. Setelah berhasil menghindar dari seorangpaparazzo, Mia membawa Adam bersamanya untuk mencari telur Paskah di kota—tur rahasia New York (disebut begitu karena Mia tidak akan memberitahu Adam tempat-tempat yang akan mereka datangi). Pertama, Mia mengajak Adam ke sebuah kedai untuk makan malam bersama yang ternyata pemiliknya akrab dengan Mia dan terus menggoda Mia dengan beranggapan Adam itu pacarnya (hahaha.. Mia dan Adam jadi salting, :D). Kedua, Mia mengajak Adam ke arena permainan boling yang letaknya tersembunyi di sudut terminal bus. Selanjutnya, mereka pergi ke stasiun subway Times Square, naik feri ke Staten Island pada dini hari untuk melihat Patung Liberty, dan terakhir ke Brooklyn Bridge saat pagi datang.
“Berhenti tidak sulit. Memutuskan berhentilah yang sulit. Tapi, begitu kau sudah melakukan lompatan mental itu, sisanya mudah.”
Di Brooklyn Bridge lah akhirnya Adam mengeluarkan semua emosi yang sudah ditahannya sejak tadi malam. Kebingungannya, keheranannya, sakit hati Adam karena ditinggalkan begitu saja oleh Mia tiga tahun lalu, tanpa penjelasan apa pun.
Akhirnya, di sana lah Mia berusaha menjelaskan semuanya kepada Adam. Meluruskan kesalahpahaman mereka, berusaha memberikan penutup yang sempurna untuk kisah cinta mereka.
“… Kalau ini membantu, setelah beberapa lama, ketika kebencian itu tidak lagi kurasa perlu, ketika yang tersisa hanya perasaan bersalah, yang tertinggal dalam diriku adalah perasaan betapa besarnya kesalahanku kepadamu, betapa aku merindukanmu. Dan aku harus melihatmu dari kejauhan, menyaksikanmu mencapai mimpi, menjalani kehidupan yang tampak sempurna.”
"Tetapi, aku akan melakukannya lagi. Aku tahu itu sekarang. Aku akan mengucapkan janji itu seribu kali dan kehilangan dirinya seribu kali lagi demi mendengarnya bermain tadi malam atau menatapnya dalam cahaya pagi. Atau bahkan tanpa itu sama sekali. Hanya tahu bahwa dia ada di luar sana. Hidup."
Sementara waktu yang mereka miliki terus menipis, karena, hari itu juga, Adam harus berangkat ke London, dan Mia akan berangkat ke Jepang.
Apa alasan Mia meninggalkan Adam?
Dapatkah mereka bersatu lagi?
---------------------------------------------
Buku ini SEMPURNA!
Dari cara Gayle Forman menuliskan dari presepsi Adam,itu benar2 keren karena narasinya benar2 cowok sekali.Walapun Adam disini benar-bernar menjadi cowok yang 'cengeng' tapi semua itu ga ada artinya dengan alur yang membuat kita deg-degan , membayangkan semua kejadian yang ada,berekspektasi apakah Mia dan Adam akan balikan atau nggak! Buku ini benar-benar jauh berbeda dari buku pertamanya!
5/5 stars!
No comments:
Post a Comment