Wednesday, July 30, 2014

REVIEW: Days of Blood and Starlight

Judul: Days of Blood and Starlight (Bersimbah darah dan cahaya bintang)
Pengarang: Laini Taylor
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 608 halaman
Rating: 4/5 Bintang

Karou akhirnya menemukan jawaban yang ia cari selama ini. Ia tahu siapa dirinya yang sebenarnya—dan apa dia sebenarnya. Tetapi, kebenaran itu juga membawa fakta lain yang tak bisa ia hindari: Ia mencintai sang musuh yang telah mengkhianatinya, dan dunia mereka menderita karena cinta itu.

Kini Karou harus memutuskan sejauh apa ia harus membalas dendam demi kaumnya. Termasuk jika ia dan Akiva harus berperang di sisi yang berlawanan. Mereka hanya memiliki harapan. Namun, apakah harapan bisa menyelamatkan mimpi mereka yang kandas?




Buku kedua dari trilogi Daughter of Smoke and Bones ini benar-benar aku tunggu, menginggat aku sudah baca DSB dari tahun 2012 jadi menunggu kurang lebih 2 tahun untuk sequelnya cukup bikin sedih dan gundah gulana.

Ceritanya berlanjut setelah ending DSB, dimana Karou meninggalkan Akiva yang sudah mengkhianatinya. Beberapa bab pertama tidak dijelaskan apakah Karou hidup atau tidak,karena beberapa bab pertama adalah babnya Akiva dan Zuzana. Jadi setelah meninggalkan Akiva,si Karou ini kembali ke Loramendi dan menemukan bahwa tanah chimaera itu sudah habis terbakar. Ia menemukan tulang-tulang chimaera dan Ia sangat marah, karena baginya Akiva sudah membunuh keluarganya. Makanya pas dia bertemu Thiago yang mengajaknya untuk balas dendam dia setuju.
Nah,kalau Akiva sibuk galau dan bersalah atas apa yang terjadi di Loramendi, Ia memang sudah menghancurkan Karou, tapi Ia tidak menghancurkan harapan Karou. Disini Akiva,kembali reuni sama 2 saudara/inya, Hazael dan Liraz. Mereka ikut membantu pemburuan budak chimaera,sambil Akiva berharap menemukan Karou. Sedangkan sang Kaisar makin membabi buta dalam 'perang' yang Ia anggap sudah Ia menangkan.




Ceritanya sih layaknya DSB,hanya saja kali ini benar-benar perang,bukan hanya cuplikan kehidupan Karou sebagai Madrigal dan kisah hidupnya sebagai manusia. Yang aku suka dari buku ini adalah pengembangan karakternya terasa,sebagai contoh, Liraz di DSB mungkin benar-benar keras dan kejam, di DBS ini dia banyak berubah dengan secara gak langsung menunjukan sisi keperempuanya dan kepedulianya terhadap saudaranya. Juga karakter Zuzana dan Mik yang menjadi 'kunci' roman dan humor dibuku ini, Zuzana sendiri adalah salah satu karakter favorite aku. Disini juga ada beberapa karakter baru yang memegang peran penting untuk kelanjutan bukunya.
Mengenai romansanya sendiri,DBS ini cukup 'gelap' untuk ada romansa mendalamnya, karena disini Karou juga menegaskan bahwa kisah cintanya layaknya Romeo&Juliett,hanya saja jika Juliett terbangun dan menemukan Romeo bunuh diri, Karou menemukan bahwa 'Romeo'nya sudah membunuh keluarganya.

Dan untuk cover,kurasa aku lebih menyukai covernya aslinya,karena cover terjemahan ini agak cukup 'seram' buatku, padahal aku berharap covernya bisa secantik cover DSB terjemahan.

No comments:

Post a Comment