Pengarang: Tere-Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 440 Halaman
Di negeri para bedebah, kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata.
Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah.
Tetapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat.
Thomas, lulusan terbaik sekolah bisnis dan adalah seorang konsultan keuangan profesional. Hidup dengan riwayat masa lalu yang tidak dketahui, siapa yang kira Thomas adalah keponakan dari Om Liem,pemilik Bank Semesta yang akan pailit itu, siapa sangka Thomas yang membantu menyelesaikan kasus Bank Semesta agar tidak pailit. Dibakar amarah dan kebencian dari masa lalunya Thomas yakin, inilah awal mula misi dalam menyelamatkan Bank Semesta, keluarganya, sekaligus membalaskan dendam yang sudah ia impikan selama bertahun-tahun.
Meskipun ia begitu membenci Om Liem, Thomas sangat serius dalam membantu Om Liem melarikan diri dari para polisi. Pelarian pertama mereka berhasil dilakukan dengan sempurna berkat ide Thomas yang walaupun terdengar sedikit nekat dan tidak mungkin. Setelah berhasil mengecoh polisi untuk sementara waktu, Thomas membawa Om Liem ke rumah peristirahatan Opa-nya. Perlahan-lahan, masa lalu Thomas dan keluarganya dibuka; mengapa Thomas membenci Om Liem, dan dendam yang telah membara di dalam dirinya; kepada dua orang yang terlibat dalam penyelidikan kasus Bank Semesta. Thomas berusaha keras memutar otaknya memikirkan segala cara untuk menyelamatkan Bank Semesta; karena saat ini waktunya bukan menit lagi, melainkan detik. Dan tak pernah terpikirkan oleh Thomas,bahwa membantu Om Liem ternyata menguak semua ke-bedebahan dunia.
"Waktu itu umurku sepuluh tahun. Opa masih asyik belajar meniup klarinet di beranda rumah. Papa Edward dan Om Liem sibuk dengan bisnisnya. Mama dan Tante Liem sibuk mengurus keluarga. Konspirasi besar, tamak, dan bengis itu datang menghancurkan keluarga kami."
"Kau tahu, Julia. Sejak hari itu aku membenci Om Liem. Aku membencinya dua puluh tahun lebih. Bahkan satu hari lalu aku tetap tidak peduli padanya.... Tetapi tadi malam, saat orang kepercayaan Om Liem menjemputku di hotel, pukul dua dini hari, di dalam mobil Ram menyebutkan nama petinggi kepolisian dan pejabat kejaksaan yang menyidik kasus Bank Semesta. Aku mengenali nama itu. Nama kedua bedebah itu. Kau pernah bertanya padaku, apakah aku anak muda yang pintar, kaya, punya kekuasaan dengan kepribadian ganda? Penuh paradoks? Kau keliru, Julia. Aku adalah anak muda yang dibakar dendam masa lalu. Aku selalu menunggu kesempatan ini...
Aku bukan lagi anak kecil enam tahun yang berlari-lari mengantar susu. Akulah bedebah paling besar dalam cerita ini."
Mampukah Thomas menyelamatkan Bank Semesta? Siapakah bedebah paling bedebah diantara semua para bedebah? Baca di Negeri Parah Bedebah.
___________________________________________
Sejujurnya ini pertama kali aku baca buku Tere-Liye, dan tak tanggung-tanggung aku baca jenis yang menurutku mungkin cukup berat untuk anak kelas 1SMA sepertiku. Tapi baca buku ini ibarat menonton film action,penuh dengan intrik,kekerasan tapi dikemas dengan sangat baik.Hal-hal yang kusukai dari novel ini adalah:
1. Plot
Siapa sangka ternyata dibuku ini banyak unsur ekonomi,politik yang sudah sering kita jumpai. Sejujurnya aku bukan tipe orang yang suka mengikuti per-Ekonomian dunia, aku lebih suka pada bidang politik (serius), Bahkan pelajaran ekonomi disekolahku adalah salah satu pelajaran yang aku sebali, tapi buku ini benar-benar membuka mataku soal Ekonomi, Bahkan 1 bank pailit saja bisa merembet bagai domino.
2.Cover
Hal yang kusukai adalah covernya!! kenapa? Entah mengapa aku sangat tertarik dengan gambar musang berbulu domba pada cover,menurutku itu sangat lucu(?). Dan font yang digunakan untuk judul buku pun bagus,singkat kata novel covernya simple,tapi menjelaskan plot ceritanya.
Dan buku ini membuka mata tentang betapa kotornya kehidupan politik dan ekonomi ini,betapa tragisnya orang-orang mendapat kekuasaan atas jalan pintas,sedang yang susah payah berkerja malah sibuk membersihkan halaman,kantor-kantor,toilet.
Terlepas dari itu, karena sempat membaca beberapa review mengenai buku ini,aku jadi tahu siapa bedebah sebenarnya, tapi tidak mengurangi niat dan semangat serta adrenaline saat membaca buku ini.
4.5 out of 5 stars :)
No comments:
Post a Comment