Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 360 Halaman
Di Negeri di Ujung Tanduk kehidupan semakin rusak, bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi.
Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.
Tapi di Negeri di Ujung Tanduk setidaknya, kawan, seorang petarung sejati akan memilih jalan suci, meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir, demi membela kehormatan.
Di Negeri di Ujung Tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian.
Tapi di Negeri di Ujung Tanduk setidaknya, kawan, seorang petarung sejati akan memilih jalan suci, meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir, demi membela kehormatan.
"Apakah ada di dunia ini seorang politikus dengan hati mulia dan niat lurus? Apakah masih ada seorang Gandhi? Seorang Nelson Mandela? Yang berteriak tentang moralitas di depan banyak orang, lantas semua orang berdiri rapat di belakangnya, rela mati mendukung semua prinsip itu terwujud? Apakah masih ada?Maka jawabannya: selalu ada."Setahun sudah berlalu semenjak kejadian kasus Bank Semesta yang sudah terselesaikan. Kini, Thomas yang merupakan Konsultan keuangan membuka cabang baru dalam perusahaanya, Konsultan Politik. Thomas memutuskan membuka cabang baru setelah bertemu JD, kandidat calon Presiden yang Ia temui di pesawat. Sosok JD yang jujur,tegas,dan mempunyai kepedulian atas penegakan hukum yang menyedihkan diNegeri ini menjadikan Thomas mau membantunya memenangkan pemilihan. Benar saja, 2 pemilihan Gubernur dimenangkan JD atas strategi Thomas. Namun serangan datang untuk melumpuhkan kemenangan itu,dan sasaran utamanya tak lebih adalah JD dan Thomas.
Saat Thomas berada di Hongkong, Ia sedang bersama dengan Kadek dan Opa, serta wartawan politik yang sedang menginterviewnya, Maryam. Alih-alih menikmati suasana santai Makau menuju Hongkong,Ia dijebak para mafia hukum. Dalam kapal miliknya ditemukan bubuk Heroin dan sejumlah senjata. Beruntung berkat Lee, kawan klub petarung yang Ia kalahkan membantunya.
Sekembalinya dari Hongkong, Thomas dikejutkan atas penangkapan JD dengan tuduhan korupsi. Thomas sadar kalau ini adalah konspirasi besar-besaran mafia hukum.Thomas tahupara mafia hukum khawatir kelak bila kliennya menjadi orang nomor 1 di Negeri ini, makan tegaklah hukum itu. Maka akan diberantas orang-orang yang membantu JD, terutama Thomas.
Dengan bantuan Kris, staff dibidang IT, Thomas mencari link-link orang yang berkaitan dengan para mafia hukum, dan Ia sadar, Om Liem salah satunya. Namun Thomas juga sadar, dibalik mafia hukum ini ada seseorang yang mengendalikan dan menjaganya tetap pada garisnya. Bedebah yang menghancurkan keluarganya, Bedebah yang namanya tidak pernah Ia sebutkan semenjak setahun terkahir.
Mampukah Thomas menyelamatkan JD dan menuntaskan masalah ini? Mampukah Thomas menghentikan Negeri para Bedebah agar tidak menjadi Negeri di Ujung Tanduk?
"Kita harus menyadari hal ini. Kita sebenarnya sedang berperang melawan kezaliman yang dilakukan kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita yang mengambil keuntungan karena memiliki pengetahuan, kekuasaan, atau sumber daya. Kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan. Ini negeri di ujung tanduk, Thomas."
________________________________________
Sejujurnya aku berharap lebih di sequel Negeri Para Bedebah ini, karena topiknya adalah politik, yang untuk ukuran anak 1SMA, aku sukai. Namun membaca cerita ini seperti mengulang membaca Negeri Para Bedebah, alurnya lambat dan terkesan bertele-tele, sehingga membuatku agak malas menyelesaikannya.
Ada beberapa tokoh baru disini, Maryam salah satunya, Ia mirip Julia, mengejar-ngejar Thomas untuk di Interview hanya saja Maryam ini agak useless menurutku, lebih oke Julia lah
Dan tokokh yang kusukai adalah Lee,walaupun peranya sedikit Ia adalah sosok petarung sejati menurutku. Dan karena nama Chinese ku juga ada Leenya ._.
Hal yang membuatkan tetap membaca buku ini adalah Isu kepedulian dan penegakan hukum. Di beberapa halaman menuju ending adalah klimaks buku ini menurutku.
"Kau tahu Thomas, jarak antara akhir yang baik dan akhir yang buruk dari semua cerita ini hanya dipisahkan oleh sesuatu yang kecil saja, yaitu kepedulian."
3 out of 5 stars :)
No comments:
Post a Comment